Ambore-bhore
Ambore Bhore ini nelate bhe Inano we soririno kamotugha. Karadhaano segho-segholeo nolalami inano. Amano nomponamu nomate.
Gholeo amaitu Ambhore Bhore nofealai neinano nakumala naefetando manu kaampo. Pada nopasa tandono, nosulimu. Norato kaawu nomintae nokalamu nosoloe, gaara tandono koompulu raamatahae nosikona-konaha. Nolensipidamu seghu-seghulu maka nofohoroda  bhenobisara “ Suliimu maka mesaloomu kafumaa ne inaku”. Manu kaampo kabaruno dofofuleiea. Norato kaawu we lambu, Ambore Bhore ini nofenaghaghoomu manuno neinano.
“ Ina, hamaie manu kaampohiku?”
“Manu hae?”
“Manu kaampo kakonaku walo karuku”
“Ale ana, ane depooli manu kaampo beano dotapulie maka dosuliane”.
Pooli kaawu tora nominate, Ambore Bhore nokalamu tora neowa bhe katapuno. Norato kaawu welo karuku nowuramu lambuno ani. Ambhore Bhore kansuru norakofie, notifuliemu ani sampe nokowio-wio. Nosuli kaawu nofeenaemo inano.
“Noafa itu okowio-wiogho?”
“Aewura ani kansuru atapulie seghu-seghulu gaara notifuli kanau, ina”
“Ale ana, ane dowura ani beano dotowoe”.
Nominate kaawu tora Ambore Bhore nokalamu tora welo karuku neowa bhe solono. Gaara nowura orusa nando nolodo. Nefoghonumu rangkano sau maka notunu rusa kawurano. Gara rusa amaitu kansuru nofulei. Nosulimu maka nekapuuna neinano, “Ina, awura rusa kansuru atunue, gara nofulei”
“Ale ana, ane dowura rusa beano dologhae”.
Nominate kaawu tora nokalau neowa bhe pandono. Gaara nowura omie nando dopogira, kansuru nologhada sampe domate koruduahando. Nosuli kaawu netula-tulaghoomu tora inano.
“Awura mie nando dopogira kansuru aloghada sampe domate koruduahando”
“Ale ana, ane dowura mie pogirano, dotahae”.
Nominate kaawu tora nokalamu mina nakoafa-afa. Gaara nowura karambau nando dopotandu, kansuru notahada, gaara okarambau tanotandu Ambore Bhore sampe nomate.
Kabharihanomu…



Ambore-bhore
Ambore-bhore tinggal bersama ibunya dipinggir hutan. Aktifitas kesehariannya membantu ibunya. Ayahnya telah lama meninggal
Hari itu Ambore-bhore izin kepada ibunya untuk pergi memasang jerat ayam hutan. Setelah memasang jerat, ia pun pulang. Keesokan harinya Ambore-bhore melihat jeratnya, ternyata 12 jeratnya semua dapat. Dia pun melepasnya satu persatu dan berpesan “ pulanglah pada ibuku, lalu minta makan sama dia”. Setelah tiba di rumah, Ambore-bhore menanyakan ayam-ayamnya,
“Bu, mana ayam yang saya dapat  tadi?”
“Ayam apa?”
“Ayam yang saya dapat dari dalam hutan tadi”
“Aduh nak, kalau dapat ayam, harusnya diikat dan dibawa pulang”.
    Keesokan harinya Ambore-bhore pun pergi ke hutan dengan membawa tali. Setibanya di hutan, dia melihat rumah lebah. Tanpa berpikir panjang, ia pun mengikat lebah satu persatu. Akhirnya dia disengat dengan lebah sampai bengkak-bengkak. Setelah pulang langsung ditanya dengan ibunya,
“Nak, kenapa kau bengkak-bengkak?”
“Tadi saya lihat lebah, terus saya ikat satu persatu, ternyata mereka menyengatku”
“Aduh nak, kalau lebah bukan diikat, tapi dipanggang atau dibakar”
    Keesokan harinya Ambore-bhore berangkat lagi ke hutan dengan membawa korek api. Setibanya di hutan, dia melihat rusa yang sedang tidur. Dia pun mengumpulkan ranting-ranting pohon lalu membakar rusa tersebut. Rusa pun terbangun dan lari. Setibanya di rumah, ia menceritakan kejadian itu pada ibunya,
“Bu, tadi aku melihat rusa, terus kubakar tapi dia lari”
“aduh nak, kalau melihat rusa harusnya ditombak”
    Keesokan harinya, Ambore-bhore pergi lagi ke hutang dengan membawa tombak. Setibanya di hutan, ia melihat dua orang yang sedang berkelahi. Ia pun menombak keduanya hingga mati. Sepulangnya dari hutan, ia menceritakan kejadian itu pada ibunya,
“Bu, saya melihat dua orang yang sedang berkelahi, akhirnya saya menombak mereka hingga mati”
“aduh nak, kalau melihat yang berkelahi, harusnya di leraikan” pesan ibunya.
    Keesokan harinya ia berangkat lagi ke hutan tanpa membawa apa-apa. Setibanya di hutan dia melihat dua ekor kerbau yang sedang tanduk-menanduk. Dia mengingat akan pesan ibunya bahwa yang berkelahi harus dileraikan. Ia pun lompat di tengah untuk meleraikan, tapi kerbau malah menanduk dia hingga mati.
Selesai…