Selasa, 29 Mei 2012

urutannama pacarHobby Pacar
pertamaItaTinju
keduaMitabegadang
ketigaMianonton film perang
keempatTamiTidur
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)





    STANDAR KOMPETENSI
Membaca : Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
    KOMPETENSI DASAR
Menentukan unsur-unsur instrinsik  dan ekstrinsik hikayat
    INDIKATOR
    Kognitif
    proses
    Menemukan unsur-unsur  instrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat.
    Menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat kemudian hubungkan dengan nilai-nilai masa kini
    Produk
    Menentukan unsur-unsur  instrinsik (alur, tema, penokohan, latar, dan amanat) dalam hikayat.
    Menentukan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat kemudian hubungkan dengan nilai-nilai masa kini
    Psikomotor
    Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri
    Afektif
    Karakter
    tanggung jawab
    tekun
    kreatif
    kritis
     disiplin
    Keterampilan sosial
    Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar
    Menyumbang ide
    Membantu teman yang mengalami kesulitan
    TUJUAN PEMBELAJARAN
    Kognitif
     Proses
Setelah  membaca  dan  memahami  isi   hikayat,  siswa  secara  berkelompok       diharapkan dapat :
    Menemukan unsur-unsur  instrinsik (alur, tema, penokohan, latar, dan amanat) dalam hikayat.
    Menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat kemudian hubungkan dengan nilai-nilai masa kini
    Produk
Setelah menemukan hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa secara berkelompok diharapkan dapat :
    Menentukan unsur-unsur  instrinsik (alur, tema, penokohan, latar, dan amanat) dalam hikayat.
    Menentukan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat kemudian hubungkan dengan nilai-nilai masa kini
    Psikomotor
Setelah menentukan dan memahami hasil pencapaian tujuan produk di atas, siswa secara mandiri diharapkan dapat:
    menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri  

    Afektif
    Karakter
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku yang meliputi sikap
    tanggung jawab
    tekun
    kreatif
    kritis
     disiplin


    Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan kecakapan sosial yang meliputi
    Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar
    Menyumbang ide
    Membantu teman yang mengalami kesulitan

    MATERI PEMBELAJARAN
    Pengertian Hikayat
    karateristik Hikayat
Naskah hikayat
    tema
    alur
    penokohan
    latar
    amanat

    MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
    Pendekatan: Pembelajaran Kontekstual 
    Model Pembelajaran: Kooperatif Tipe STAD
    Metode: tanya jawab, pemodelan, penugasan, dan unjuk kerja

    BAHAN DAN MEDIA
    Naskah hikayat
    LKS
    Kertas HVS
    ALAT
    Spidol
    Format evaluasi
    Pedoman penilaian dan penskoran



    SKENARIO PEMBELAJARAN

No.   
Kegiatam    Penilaian Pengamat
        1    2    3    4
PERTEMUAN I (80 menit)
A1    Kegiatan Awal (15):
Tahap 1 (5 menit): Membaca doa dan mengecek kehadiran siswa. Pemancingan dengan mula-mula menanyakan kesiapan belajar siswa, lalu menanyakan pengetahuan dan pengalaman siswa tentang hikayat.
Tahap 2 (10 menit): Pengarahan dengan mula-mula bertanya jawab tentang unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra dalam hal ini hikayat, kemudian diakhiri dengan penegasan guru tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam proses pembelajaran pada pertemuan itu.               
B1    Kegiatan Inti (55 menit):
(55 menit): guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, kemudian  memberikan pemahaman kepada siswa mengenai unsur-unsur yang membangun sebuah hikayat, baik unsur yang membangun dari dalam (instrinsik) maupun unsur yang membangun  dari luar (ekstrinsik)
               
C1    Kegiatan Akhir (10 menit)
    Siswa bersama guru merumuskan kesimpulan umum atas semua butir pembelajaran yang telah dilaksanakan;
    Siswa  diminta menyampaikan kesan dan saran (jika ada) terhadap proses pembelajaran yang baru selesai mereka ikuti;
    Guru menugaskan siswa untuk mencari naskah  hikayat yang akan mereka tentukan unsur instrinsik.   



           

    SUMBER PEMBELAJARAN
    Naskah hikayat
    Materi Essensial MGMP Sekolah
    Lembar Pegangan Guru
    LKS 1 ; LKS 2
    LP 1 ; LP 2
    Silabus

    EVALUASI DAN PENILAIAN
1. Evaluasi
    Evaluasi Proses: dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas peserta  (siswa) dalam menggarap tugas, diskusi, kegiatan tanya jawab, dan dialog informal.
    Evaluasi Hasil: dilakukan berdasarkan analisis hasil pengerjaan tugas dan pengerjaan tes, dan pengamatan unjuk keterampilan (performance)

     2. Penilaian
a.    Jenis Tagihan Penilaian: LKS 1 dan LP 1, LKS 2 dan LP 2, , LP 4, LP 5
    Tugas Individu: menggunakan LKS 3 ; LP 3
    Bentuk Instrumen Penilaian:
    Uraian bebas
    Jawaban singkat
    Lembar pengamatan (Jurnal)










BAHAN AJAR
Pengertian Hikayat
Hikayat adalah karya sastra melayu lama yang berbentuk prosa yang berisi cerita undang-undang, silsilah raja-raja, agama sejarah, biografi atau gabungan dari semuanya.
Karakteristik Hikayat :
    Berbahasa Klise (Biasanya diawali: Syahdan, Pada suatu hari, Alkisah)
    Menggunakan bahasa melayu klasik
    Bersifat komunal, yaitu menjadi milik bersama
    Bersifat anonim
    Bersifat pralogis atau irasional, yaitu kejadiannya tidak sesuai kenyataan.
    Bersifat istana sentris, yaitu ceritanya kebanyakan mengisahkan kehidupan istana raja-raja.
    Bersifat didaktis, yaitu memberikan pengajaran atau pendidikan.
    Disampaikan secara lisan
UNSUR-UNSUR INSTRINSIK HIKAYAT
Unsur-unsur instrinsik hikayat adalah unsur-unsur pembangunan struktur yang ada di dalam hikayat itu sendiri. Unsur-unsur instrinsik hikayat  ada 5 yakni :
1. tema            4. latar
2. alur                  5. amanat
3. penokohan        6. Sudut pandang







DAFTAR PUSTAKA
Irawan, yudi (dkk). 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan






































































LEMBAR PENILAIAN
LP 1 : KOGNITIF PROSES
Pedoman Penskoran LKS 1

No.    Komponen    Deskriptor    Skor    Bobot    Skor
 x Bobot    Catatan
1.    Menemukan unsur insrinsik dalam hikayat    a.Dapat menemukan semua unsur  instrinsik dalam hikayat.
b.Dapat menemukan hanya beberapa unsur instrinsik dalam hikayat.
c.Tidak dapat menemukan unsur  instrinsik dalam hikayat.    2

1

0    5       
2.    Menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat kemudian dihubungkan dengan nilai masa kini    a.  Dapat menemukan nilai-nilai yang  terkandung dalam h ikayat kemudian dihubungkan dengan nilai masa kini
b.  Dapat menemukan  nilai-nilai yang terkandung dalam  hikayat tetapi tidak dihubungkan dengan nilai masa kini
c.  Tidak menemukan nilai-nilai.    
2


1

0    5       
Jumlah               
Catatan :  0 = Sangat kurang  1  = kurang   2 = baik  
Cara Pemberian Nilai
Rumus :

nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum)    X 100
               












LP 2 : KOGNITIF PRODUK
Pedoman Penskoran LKS 2

No.    Komponen    Deskriptor    Skor    Bobot    Skor
x Bobot    Catatan
1.    Menentukan unsur insrinsik dalam hikayat    a.Dapat menentukan semua unsur          instrinsik dalam hikayat.
b.Dapat  menentukan  hanya beberapa unsur instrinsik dalam hikayat.
c.Tidak dapat  menentukan unsur            instrinsik dalam hikayat.    2

1

0    5       
2.    Menentukan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat kemudian dihubungkan dengan nilai masa kini    a.  Dapat menentukan nilai-nilai yang        terkandung dalam  hikayat kemudian dihubungkan dengan nilai masa kini
b.  Dapat menentukan  nilai-nilai yang terkandung dalam  hikayat tetapi tidak dihubungkan dengan nilai masa kini
c.Tidak menentukan  nilai-nilai yang   terkandung dalam  hikayat.    
2


1

0    5       
Jumlah               
Catatan :  0 = Sangat kurang  1  = kurang   2 = baik  
Cara Pemberian Nilai
Rumus :
nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum)    X 100
        


LP 3 = Psikomotor
Pedoman Penskoran LKS 3
No.    Komponen    Deskriptor    Skor    Bobot    Skor
x Bobot    Catatan
1.    Menceritakan kembali isi hikayat dengan        bahasa sendiri
    a.Dapat menceritakan isi hikayat secara keseluruhan.
b.Dapat menceritakan sebagian besar isi hikayat.
c.Hanya dapat menceritakan sebagian   kecil isi hikayat.
d.Tidak mampu bercerita.    3

2

1

0    5       
Jumlah               
Catatan :  0 = Sangat kurang  1  = kurang   2 = cukup baik  3 = baik  
Cara Pemberian Nilai
Rumus :

nilai=(skor perolehan siswa)/(skor maksimum)    X 100







LP 4 = Afektif : Perilaku Berkarakter

Petunjuk :
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut :
A = sangat baik            B = memuaskan
C = Cukup baik            D = kurang baik

Format Pengamatan Perilaku Berkarakter
No.    Rincian tugas kinerja    Memerlukan perbaikan
(D)    Menunjukkan kemajuan
(C)    Memuaskan
(B)    Sangat baik
(A)
1    Tanggung jawab               
2    Tekun               
3    Kreatif               
4    Kritis               
5    Disiplin               


Hari/Tanggal :

Guru/Pengamat


(…………………..)




LP 5 = Afektif : Perilaku Keterampilan Sosial
Petunjuk :
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut :
A = sangat baik            B = memuaskan
C = Cukup baik            D = kurang baik

Format Pengamatan Keterampilan Sosial
No.    Rincian tugas kinerja    Memerlukan perbaikan
(D)    Menunjukkan kemajuan
(C)    Memuaskan
(B)    Sangat baik
(A)
1    Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar               
2    Menyumbang ide               
3    Membantu  teman yang kesulitan               


Hari/Tanggal :

Guru/Pengamat


(…………………..)







MEDIA PEMBELAJARAN
Contoh Hikayat :
Hkayat Raja-Raja pasai
I
Pemberian Nama Samudera
    Maka tersebutlah perkataaan merah silu (diam) di rimbah jerau itu. Sekali peristiwa pada suatu hari Merah Silu pergi berburu. Ada seekor anjing yang dibawanya akan berburuh Merah Silu itu, bernama si Pasai. Dilepaskannya anjing itu. lalu, ia menyalak di atas tanah tinggi itu. Dilihatnya ada seekor semut, besarnya seperti kucing. Ditangkapnya oleh Merah Silu semut itu, lalu dimakannya. Tanah tinggi itupun disuruh Merah Silu tebas pada segala orang yang sertanya itu. Setelah itu, diperbuatnya akan istananya. Setelah itu,  Merah Silu pun duduklah ia di sana; dengan segala hulubalangnya dan segala rakyatnya diam ia disana. Dinama oleh MerahSilu negeri itu samudera, artinya semut yang amat besar(= raja); di sanalah ia diam raja itu
II
Pembangunan Negeri Pasaingan
    Kata sahib al-hikayat: Pada suatu hari, Sultan Malik as-Saleh pergi bermain-main berburuh dengan segala laskarnya ke tepi laut. Dibawanya seekor anjing perburuan bernama si Pasai itu. Tatkalah sampai baginda itu ke tepi laut, disuruhnya lepaskan anjing perburuan itu. Lalu, ia masuklah ke dalam hutan yang di tepi lautan itu. Bertemu ia dengan seekor pelanduk duduk di atas pada suatu tanah yang tinggi. Disalaknya oleh  anjing itu hendak ditangkapnya. Tatkala dilihat oleh pelanduk anjing itu  mendapatkan dia, disalakannya anjing itu oleh palanduk. anjing  itupun undur, lalu pelanduk kembali pula pada tempatnya. Dilihat oleh anjing, pelanduk itu kembali pada tempatnya. Didapatkannya pelanduk itu oleh anjing, lalu ia berdakap-dakapan kira-kira tujuh kali.
    Heranlah Baginda melihat hal kelakuan anjing dengan pelanduk itu. Masuklah Banginda sendirinya hendak menangkap pelanduk itu ke atas tanah tinggi itu. Pelanduk pun lari; didakapnya juga oleh anjing itu. Sabda Baginda kepada segala orang yang ada bersama-sama dengan dia itu :
    “Adakah pernahnya kamu melihat pelanduk yang gagah sebagai ini? Pada bicaraku sebab karena ia diam pada tempat ini, itulah rupanya, maka pelanduk itu menjadi gagah.”Sembah mereka itu sekalian: “sebenarnyalah sperti sabda Yang Maha Mulia itu”. Pikirlah Baginda itu:
    “Baik tempat ini kuperbuat negri anakku Sultan Malik at-Tahir kerajaan”. Sultan Malik as-Saleh pun kembalilah ke istananya. Pada keesokan harinya Bagindah pun member titah kepada segala menteri dan hulubalang rakyat tentera, sekalian menyuruh menebus tanah akan tempat negeri, masing-masing pada kuasanya dan disuruh Baginda perbuat istana pada tempat tanah tinggi itu.Sultan Malik as-Saleh pun pikir di dalam hatinya, hendak berbuat negeri tempat ananda baginda. Titah Sultan Malik as-Saleh pada segala orang besar:
“Esok hari kita hendak pergi berburu” Telah pagi-pagi hari, Sultan Malik as-Saleh pun berangkat naik gajah yang bernama Perma Dewana. Lalu berjalan ke seberang datang ke pantai. Anjing yang bernama si Pasai itupun menyalak. Sultan Malik as-Salehpun segera mendapatkan anjing itu. Dilihatnya yang disalaknya itu tanah tinggi, sekira-kira seluas tempat istana dengan kelengkapan, terlalu amat baik, seperi tempat ditambak rupanya. Oleh Sultan Malik as-Saleh tanah tinggi itu disuruh oleh baginda tebus. Diperbuatnya negeri kepada tempat itu dan diperbuatnya istana. Dinamainya Pasai menurut nama anjing itu. Ananda baginda Sultan Malik at-Tahir dirayakan oleh baginda di Pasai itu.
III
Peminangan Seorang Sultan dan Perkawinananya
    Kemudian dari itu, Sultan Malik as-Saleh menyuruhkan sidi ‘Ali Ghijas ad-Din ke negeri perlak meminang anak raja perlak. Adapun raja perlak itu beranak tiga orang anak perempuan, dan yang dua orang itu anak gehara, dan seorang anak gundik, puteri ganggang namanya. Telah Sidih ‘  Ali Ghijas ad-Din dating ke perlak, ketiga ananda itu ditunjukkannya kepada Sidi ‘Ali Ghijas ad-Din. Adapun puteri yang dua bersaudara itu duduk di bawah, anaknya puteri ganggang itu didudukkan di atas tempat yang tinggi, disuruhnya mengupas pinang. Dan akan saudaranya kedua itu berkaitan warna bunga air mawar dan berbaju bunga warna jambu, bersubang lontar muda, terlalu baik parasnya. Sembah Sidi ‘Ali Ghijas ad-Din kepada Raja perlak.“ananda yang duduk di atas, itulah pohonkan akan paduka ananda tu”. Tetapi Sidi ‘Ali Ghijas ad-Din tiada tahu akan puteri ganggang itu anak gundik Raja perlak. Maka Raja perlakpun tertawa gelak-gelak, seraya katanya:
    “Baiklah, yang mana kehendak anakku”. 
       




                       Kendari,  Desember 2011





Guru Pamong                                                                             Mahasiswa KKP
                                                                                                    Hasnia Mera
                                                                                                     A1D309161
HARLINA, S.Pd                             
NIP  197605292007012012           
  




Mengetahui,
Kepala SMA Kartika VII-2 Kendari


Drs. H. NP. DAHLAN


Rabu, 09 Mei 2012

proposal

   
         TUGAS
PENELITIAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA








OLEH :
Hasnia Mera
A2 D1 09161

 JURUSAN PENDIDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012








JUDUL :KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KERANGKA KARANGAN BENTUK PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA KELAS 1XNEGERI 1 KULISUSU

Pendahuluan  :Latar belakang :keberhasilan pembangunan dari suatu bangsa tergantung ada berbagai faktor .salah satu factor yang menentukan adalah terbinanya sumber daya manusia  yang berkualitas ,sehingga menghasilkan indifidu – indifidu yang mampu menempatkan dirinya pada di mensi pembangunan. Untuk dapat menciptakan manusia yan berkualitas tentunya harus melalui  pendidikan ,baik pada pendidikan formal maupun pendidikan non  formal .melalui instalasi itu akan di jabarkan mata pelajaran termasuk bahasa Indonesia .
    Pembelajaran bahasa Indonesia dapat membantu peserta didik mengenal dirinya , budayanya,dan budaya orang lain ,mengemukakan gagasan dan perasaan ,berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut ,dan mengemukakan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada  dalam dirinya (Depdiknas,2006:!)
    Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah –sekolah bertujuan agar para pembelajar menguasai keterampilan berbahasa yang  meliputi keterampilan berbicara ,keterampilan menyimak ,keterampilan menulis ,dan keterampilan membaca .
    Dengan menguasai ke empat aspek itu ,diharapkan pembelajar dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi lisan maupun tulisan .keterampilan itu juga bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakt secara umum dan kehidupan sekolah secara khusus .selain itu keterampilan tersebut ,telah di maksudkan dalam kurikulum sekolah dan telah menjadi materi pelajaran
    Berdasarkan informasi dari guru bahasa Indonesia SMP Negeri 7 kulisusu pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya mengembangkan  kerangka karangan kedalam  bentuk paragraf  salah  satunya bentuk paragraf deduktif dan induktif siswa kelas 1x  SMP Negeri 7 kulisusu ,materi ini sudah di ajararkan dengan kompentensi dasar menulis karangan pada semester satu pertemuan ke 12 ,materi/pokok pembelajaran kerangka karangan .indiktator mengembangkan kerangka karangan dalam bentuk paragraf,mengembangkan karangan dengan memperhatikan kesatuan ,kepaduan ,dan kelengkapan paragraf ,Menyuting karangan ,alokasi waktu yang di gunakan 6x40 menit (3x pertemuan ).Megingat pentingnya pembelajaran kemampuan mengembangkan kerangka karangan dalam bentuk paragraf deduktif dan induktif dengan baik .
Rumusan Masalah :berdasarkan uraian latar belakang ,maka masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah mengembangkan kerangka karangan bentuk paragraf deduktif dan induktif siswa kelas 1X SMP Negeri 7 Kulisusu ?
Tujuan dan manfaat penelian :
Tujuan penelitian :tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mendikripsikan data dan informasi tentangf kemampuan mengembangkan kerangka karangan bentuk paragraph deduktif dan induktif siswa jkelas x1 SMP negeri 7 kulisusu
Manfaat penelitian :manfaat yang di terapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1.Meningkatkan kemampuan mengembangkan kerangka karangan bentuk paragraf deduktif dan induktif secara maksimal .
2. sebagai bahan informasi bagi guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 7 kulisusu dalam menetapkan perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran ,evaluasi pengajaran mengembangkan kerangka karangan untuk paragraph deduktif dan induktif  dalam kerangka meningkatkan mutu pendidikan mata pelajaran bahasa Indonesia .
3. Penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan informasi bagi siswa tentang kemampuan mengembangkan kerangka karangan bentuk paragraph deduktif dan induktif
4.sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya .
Ruang lingkup :Ruang lingkup penelitian ini adalah mengembangkan kerangka karangan  karangan bentuk paragraph deduktif dan induktif dengan memperhatikan :
1.Letak kalimat utama paragraph dalam karangan
2. kesatuan {kohesi }
3.kepaduan {koherensi }
4.kelengkapan paragraf dalam karangan

Batasan Operasional :untuk menghindari kesinambungan  penelitian ,maka ada beberapa  istilah yang di gunakan yaitu
1.kemampuan yang di maksudkan adalah kesanggupan yang di miliki siswa dalam mengembangkan karangan bentuk  paragraf deduktif dan induktif yang di ukur dengan prinsip ketuntasan belajar
2. menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan ,idea tau pendapat yang  akan di sampaikan kepada orang lain (pembaca)melalui bahasa tulis untuk di pahami seperti yang di maksud penulis
3.Kerangka karangan merupakan recana kerja yang di gunakan penulis dalam mengembangkan tulisannya
4.karangan adalah seperangkat paragraph atau kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik kalimat kalimat dalam paragraph memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topic tersebut
5. karangan bentuk paragraph deduktif adalah karangan yang kalimat utama atau ide pokoknya terletak di awal paragraf terlebih dahulu menemukan pertanyaan – pertanyaan yang bersifat umum kemudian di kemukakan hal-hal yang bersifat umum
6.karangan bentuk paragraf deduktif karangan yang kalimat utama atau ide pokoknya terletak di akhir paragraf .Terlebih dahulu mengemukakan pertanyaan pertanyaan yang bersifat khusus kemudian di kemukakan hal-hal yang bersifat umum
7 Kesatuan ( kohesi )adalah kesatuan gagasan yang terbentuk adanya kepaduan antara pikiran atau Struktur bahasa yang di pakai
8. kepaduan (Koherensi )adalah hubungan kalimat dalam paragraf yang menghasilkan makna yang padu , utuh dan lengkap
9. kelegkapan adalah penyusunan atau perincian dari gagasan –gagasan  yang membina paragraf .
Ide:setelah saya membaca sikripri ini maka ide yang saya dapatkan yaitu ingin mengembangkan kerangka karangan deduktif dan induktif .karena metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode dikriptif kualitatif jenis penelitian ini tergolong penelitian lapangan

Alasan :Alasan saya yaitu ada banyak hal pelajaran yang dapat kita petik dan dapat menamba ilmu pengetahuan tentang mengembangkan kerangka paragraf deduktif dan induktif .dapat meningkatkan kualitas dan penguasaan keterampilan menulis khususnya mengembangkan kerangka karangan bentuk paragraf deduktif dan induktif











         perbedaan karakteristik metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


No    Kualitatif    Kuantitatif
1    Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, interpretatif, konstruktivis, naturalistik-etnografik, pendekatan fenomenologis dan penelitian dengan pola pencarian dari dalam    Penelitian kuantitatif disebut juga penelitan rasionalistik, fungional, positivisme, dan penelitan dengan pola pencarian kebenaran dari luar
2    memulai kegiatannya dengan konsep-konsep yang sangat umum, kemudian selama penelitian, konsep-konsep yang sangat umum itu diubah-ubah dan direvisi sampai bertemu dengan kesimpulan yang sangat kuat. Dengan kata lain, variabel ditemukan dan dirumuskan kembali, bukan di awal.    mengisolasi variabel-variabel dan kemudian menghubungkannya dalam hipotesis. Selanjutnya menguji hipotesis itu dengan data yang dikumpulkan.
3    variabel merupakan produk penelitian yang ditemukan kemudian.    variabel-variabel menjadi alat atau komponen utama dalam melakukan analisis
4    penelitian kualitatif menggunakan lensa besar dan menampak serta memperhatikan pola-pola saling berhubungan antara berbagai variabel yang sebelumnya belum pernah ditemukan. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan holistik, menyeluruh.    penelitian kuantitatif memandang melalui lensa kecil, melihat dan memilih serta memperhatikannya hanya beberapa buah variabel saja.
5    Penelitian kualitatif menjadikan peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data atau informasi. Peneliti diminta luwes dan mampu membuat atau memberikan pandangan sendiri atas hal-hal atau fenomena-fenomena yang dilihatnya.    penelitian kuantitatif menggunakan instrumen yang ditentukan terlebih dahulu, dan instrumennya sangat tidak fleksibel dan juga tidak reflektif yaitu tidak mengandung interpretasi.
6    penelitian kualitatif masalah penelitian tidak dapat di formulasikan secara jelas dan jawaban dari responden juga sangat kompleks, sehingga wawancara mendalam mungkin sangat efektif dalam pengumpulan data.    Penelitian kuantitatif menuntut jawaban yang pasti, jelas, tidak ambigu, dan oleh karena itu instrumen dalam bentuk kuesioner mungkin sangat tepat dalam pengumpulan data.
7    Penelitian kualitatif tertarik dengan konsep-konsep, bukan berapa kalinya sesuatu.    penelitian kuantitatif bermain dengan angka-angka, yaitu mengkuantifikasi sampel terhadap populasi, dan mengangkakan karakteristik variabel-variabel penelitian.